The Book Thief (Sang Pencuri Buku) adalah film yang diangkat dari novel karya penulis Australia Markus Zusak yang berjudul The Book Thief. Stereotype bahwa film yang diangkat dari novel biasanya lebih jelek dari bukunya tidak bisa aku buktikan disini, karena novelnya belum pernah kubaca. Tapi film ini sukses membuat aku hanyut ke dalam cerita. Berikut point2 yang aku suka dalam film ini:
- Dialog antar karakter yang menggunakan bahasa Inggris dengan aksen jerman. Ini sangat seksi terdengar di telinga.
- Karakter Liesel Meminger (Sophie Nelisse) ini sangat kawai (imut), gak bikin bosen juga
- Geofrey Rush!!! O maan! Tau kan karakter antagonis di Pirates Of Carribean. Yap! Captain Barbossa! ya aku suka aktor ini. Di film ini, beliau menjadi Hans Hubermann ayah angkat dari Liesel. Orang yang digambarkan mempunyai hati lembut, hangat, dan murni seperti anak kecil. dapat mencintai dengan tulus. Mungkin, mirip unconditional Love- nya Forrest Gump. Pak Hans inilah yang memberikan kasih sayang dengan tulus kepada liesel yang sedang bersedih sampai dia lupa apa itu arti dari "kesedihan". Jika kamu sebentar lagi menjadi ayah. Harus nonton film ini.
- Narator!!! Baru kali ini aku merasakan arti kerennya seorang narator. Di film ini, narator mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam cerita. Dia memberikan kesan yang kuat dalam cerita ini. Bocorannya? Ya, naratornya bukan manusia.
- Membaca Buku! Kami orang indonesia tidak menyukai buku! Film ini dapat memberikan gambaran akan betapa berharganya buku pada zaman perang dunia 2. Liesel, seorang anak perempuan berumur 9 tahun yang belum bisa membaca buku tapi dia sangat terobsesi dengan buku. Dia rela untuk "meminjam" buku dari seorang berpangkat tinggi di militer NAZI! (kalo ketahuan ini bisa langsung di dor di tempat). Ada adegan dimana semua buku dari barat di bakar oleh NAZI karena mereka mendang bahwa buku selain produksi NAZI adalah ancaman. Ya, betul, ilmu pengetahuan adalah ancaman!
- Bau-bau yahudi tidak terlalu di ekspos dalam film ini. Tapi adanya karakter pria yahudi (MAX) Memberikan inti konflik dari film ini. Dimana Keluarga Huberman harus menyembunyikan Max dari NAZI karena hutang budi Hans terhadap ayah Max. Namun uniknya, Karakter Max memberikan nuansa romantika bagi Liesel, bukan dalam arti seksual. Tapi dalam sudut pandang persaudaraan dan teman senasib. (Karena Liesel adalah keturunan komunis Uni Soviet)
- Trust Issue! Karena pada saat sulit, kepercayaan adalah harga yang sangat mahal. Film ini akan mengambarkan secuil dari arti kepercayaan personal yang harus dibayar nyawa apabila salah memberikan kepercayaan.
- Ada satu adegan yang membuatku sangat jengkel, marah dan frustasi. Yaitu saat Liesel dicurigai oleh teman sekolahnya karena dia mempunyai rahasia. Ya! Hanya karena dia ketahuan mempunyai rahasia saja. Itu bisa berarti apa saja, tapi bisa kita bayangkan bahwa privacy adalah komoditas yang sangat mahal di jerman pada saat itu. Ya memang hanya perkelahian antara anak kecil, tapi tonton deh. Aku sih merasa sebal (dan deg2an)
- Endiing dari cerita ini yang membuat kepalaku meledak! Ya, Ini berhubungan dengan point ke 4.